Komponen Sistem Kerja Barcode
Setelah Anda mengetahui sistem manajemen simbol barcode, yang harus anda persiapkan berikutnya adalah komponen-komponen dasar sistem barcode guna pembangunan sistem barcode itu sendiri. Secara umum sistem dasar pemanfaatan teknologi barcode dibagi dalam 4 komponen, yaitu:
- Barcode Printer. Anda butuh printer barcode untuk mencetak label barcode. Banyak teknologi dan metodeuntuk mencetak label barcode. Anda bisa menggunakan printer laser dan pre-set template (sering dimasukan dalam software desain label, seperti Wasp Labeler atau Zebra Bar One Software) untuk mencetak label barcode. Biasanya di cetak Stok Avery. Label di cetak menggunakan printer label barcode, seperti yang dibuat oleh Zebra, Datamax, atau Intermac. Printer-printer ini mencetak label jauh lebih cepat dengan kualitas tinggi dibanding printer laser konvensional. Berikut contoh tampilan dari barcode printer.
- Label Barcode. Anda juga memerlukan beberapa software aplikasi yang bisa mendesain label. Label yang sama bisa Anda tambahkan agar bisa dilacak. Satu label bisa berisi gabungan teks, grafik, atau informasi barcode. Kemasan label seperti Wasp Labeler atau Zebra Bar One memiliki pre-made template yang bisa membantu Anda dalam mendesain label. Yang jelas, Anda harus menyesuaikan templa teuntuk lebih industri yang spesifik, semisal industri mobil.
- Barcode Reader/Scanner. Pengumpulan data menggunakan scanner akan dapat menerjemahkan kode dengan mudah dan akurat, menerima dan menyesuaikan isi informasi dalam label barcode, yang dengan pengisian bisa mengurangi kemungkinan kesalahan secara signifikan. Ada dua macam scanner yaitu, kontak dan non-kontak. scanner non-kontak lebih panjang beberapa inci. Dari dua macam scanner ini, ada lagi satu ciri khusus, baik yang decoded. maupun yang non-decoded. Scanner decoded memiliki hardware dekoder yang dirakit didalamnya, yang mampu menerjemahkan makna dalam sebuah barcode, sebelum mengirim data ke komputer. Scanner undecoded memiliki sumber yang lebih ringan, mampu menerjemahkan data enkripsi dan mengirimnya ke dekoder. Dekoder-dekoder ini sejalan dengan unit hardware yang mengoperasikan komputer. Unit decoded biasanya lebih mahal dibandingkan yang undecoded. Namun yang menghawatirkan adalah jika ada masalah di beberapa komponen, belum diketahui mengapa barcode tidak bisa di baca dengan benar.
- Pengolahan Data Barcode. Komponen terakhir untuk membuat sistem sederhana adalah database. Setelah Anda membuat dan men-scan barcode, bukan berarti Anda telah menciptakan sistem barcode yang lengkap dan efektif. Agar bisa menggunakan kode-kode dengan efektif, Anda juga perlu database untuk memperbarui informasi. Banyak barcode bisa dirangkai dengan item angka. Item angka ini nantinya bisa disambungkan ke informasi tentang item tersebut, seperti deskripsi produk, harga, kuantitas inventarisasi, akunting, dan lain-lain. Misalnya, Anda punya barang A, dengan barcode senilai 1234. Ketika Anda menjual barang A, Anda scan barang tersebut. Nantinya akan ada informasi yang mengatakan ke database Anda bahwa Anda punya satu barang A, yang harganya Rp 1000, di mana harga ini harus melewati akunting, dan produk tersebut harus dikirim melalui UPS ground. Semua rangkaian ini karena scan barcode mewakili barang A. Itulah gunaya memiliki database eksternal. Sebenarnya masih banyak bentuk lain, tapi inilah inti dari barcoding. Contoh program pengolahan database menggunakan barcode.
Alamat : Ruko Smart Market Telaga Mas Blok E07 Duta Harapan, Jl. Lingkar Utara, Bekasi Utara, Bekasi 17123 Telp. (021)8838 2929
CS2 – Telp/SMS/WA : 081369101014
CS3 – Telp/SMS/WA: 081259417100